Regulasi Emosi Buat Pintar Atur Emosi!

Bagi kamu yang memiliki kesabaran setipis tisu, rasanya sering kali banyak hal membuat emosi membara. Juga, untuk kamu yang justru sering terlihat sabar, namun tiba-tiba emosi meledak dan melakukan hal yang berakhir disesali. Jika kamu adalah tipe yang rasanya sulit mengontrol dan sering memedam emosi, belajar regulasi emosi dapat membuat kita tidak terbebas dari siklus stres, lho.

Kita tidak bisa request atau mengubah emosi seenaknya, karena emosi muncul secara otomatis dipicu oleh stimulus atau kejadian dari faktor luar yang terkadang tidak kita sangka atau antisipasi sebelumnya. Meskipun begitu, kita bisa kontrol respon diri saat emosi-emosi tersebut muncul atau sedang dialami.

Regulasi emosi adalah cara untuk melatih kemampuan kita mengelola, mengidentifikasi, dan mengatur emosi dengan efektif melalui kesadaran diri, pemahaman faktor-faktor pemicu, dan keterampilan mengontrol respon emosional secara sehat dan produktif, dikutip dari laman Gramedia.

Kalau kamu pernah mendengar tentang emotional intelligence, regulasi emosi merupakan strategi untuk bisa meningkatkan kecerdasan emosi pada otak kita. Kunci memahami regulasi emosi dengan mudah adalah memahami konsep ‘trade off’ emosi dengan fungsi kognitif atau kemampuan berpikir. Bayangkan sebuah diagram, ketika panah emosi semakin melaju atau intens, maka kemampuan kognitif atau pikiran rasional kita semakin menurun. Sebaliknya, ketika badan dalam kondisi lebih rileks, maka kemampuan rasionalitas juga meningkat.

Jadi, kalau kalian sering mendengar ‘sebaiknya jangan mengambil keputusan ketika emosi’ itu bisa jadi benar, karena keputusan tersebut cenderung hanya mengikuti ego dan tidak objektif. Apalagi, keputusan-keputusan besar dalam hidup, sebaiknya kamu ikuti langkah-langkah ini terlebih dahulu!

Baca Juga: Kelola Stres Dimulai dari Mengenali Stress Language Kamu!

Cara Jitu Regulasi Emosi Diri

Diambil dari pemaparan Bandoro Gunarso, seorang medical doctor yang berfokus dalam Science Based Mental Health Optimization sekaligus content creator, menjelaskan regulasi emosi terbagi dalam 3 zona; zona merah, zona kuning, dan zona hijau. 

Saat kita berada di zona merah merupakan kondisi ketika diri sedang diguyur emosi. Ciri-ciri ketika emosi pada zona merah yaitu; 

  • Nafas lebih cepat
  • Jantung berdebar
  • Ingin teriak
  • Menahan air mata

Target waktu berada pada zona ini yaitu, membawa diri kita ke zona kuning terlebih dahulu. Hal yang perlu kamu lakukan adalah fokus membuat perasaan menjadi aman dan tenang dengan cara mencari lokasi atau tempat yang tidak banyak orang, lebih sunyi, dan hindari distraksi dari gadget atau internet. Lalu, aturlah nafas perlahan atau cari cara untuk menenangkan diri yang cepat. Kamu juga bisa mengeluarkan emosi dan energi tersebut melalui aktivitas fisik seperti berolahraga, menari, jalan, dan hal-hal lainnya.

Pada zona ini hindarilah untuk berpikir terlalu banyak tentang hal-hal yang memicu diri lebih cemas. Tapi, kamu bisa berpikir ke-4 hal ini agar dapat meregulasi emosi dan bukannya menyulut emosi semakin besar:

1. Ketahui emosi yang dimiliki

Kenali hal-hal yang tidak bisa di kontrol seperti respon orang lain dan faktor eksternal lainnya, namun kenalilah hal-hal yang bisa kamu kendalikan yaitu emosi dan respon kita sendiri.

2. Bertanya pada diri sendiri

Lakukan pertanyaan yang bisa mengidentifikasi perasaan kamu seperti; Apa yang membuat kita jadi semarah ini? Kenapa harus merasa sesedih ini? Tanyalah pertanyaan ini ketika emosi muncul dan belum menguasai diri sepenuhnya.

3. Challenge diri kita

Cobalah menilai emosi yang dirasakan, berpikir ulang apakah perlu atau tidak kita bertindak menurut emosi kita.

4. Ambil pelajaran dari situasi emosional yang dilalui

Belajar dari kejadian yang membuatmu emosional adalah cara terbaik untuk tidak mudah tersulut emosi dari hal atau kejadian sama berulang kali.

Langkah-langkah ini akan membuat kamu lebih mudah menuju zona kuning, yaitu kondisi ketika emosi tersebut masih ada namun intensitasnya sudah mulai berkurang atau sudah mulai bisa dikontrol. Meskipun kamu sudah mulai bisa berpikir jernih, tapi fokuslah untuk mencari solusi atau strategi dan bukan menyalahkan situasi atau pemicu dari rasa emosional. Tahanlah diri agar tidak kembali pada zona merah, namun memulihkan emosi-emosi negatif kuta agar lebih stabil.

Ketika kamu merasa badan rileks, pikiran lebih ‘zen’, dan mood stabil artinya telah berada di zona hijau. Inilah momen untuk memanfaatkan fokus berpikir ke strategi yang sifatnya jangka panjang. Pelajari masalah kemarin dengan objektif dan hindari jatuh ke lobang yang sama.

Inti ketika kamu mau meregulasi emosi dari zona merah ke zona hijau, adalah pikiran dan mental yang tenang. Transisi ini bisa cepat atau juga butuh proses berminggu-minggu, oleh karena itu sebagai bantuan penenang diri, bawalah Mellow Free kemanapun kamu pergi. 

Inhaler Mellow Free mengandung aroma Cananga essential oil bermanfaat menenangkan dan memberikan relaksasi karena dapat menurunkan kadar hormon kortisol atau stress hormone dalam tubuh.

Hirup Mellow Free ketika kamu menghadapi situasi yang membuat stres sehari-hari seperti menghadapi kemacetan, tekanan pekerjaan, bayaran cicilan, dan hal-hal lainnya. Mellow Free dapat menjadi teman untuk mendukung mental stabil dan memudahkan kamu meregulasi emosi dalam keseharian!

Sumber:

Bandoro MD

Satu Persen

#HealthyLittleHabits #HealthyEveryWay

Leave a comment

All comments are moderated before being published

Shop now

WE TAKE CARE OF YOU

Day and Night

Big and Small

Inside and Out