Melakukan Sabbatical Travels Bisa Tingkatkan Produktifitas

Di era modern saat ini, ketika dihadapkan pada budaya hustlle culture di mana kita harus terus mengejar perkembangan dan perubahan di dunia kerja yang tidak ada hentinya. Fenomena ini menghadirkan sebuah istilah yang dinamakan 'busy bandwagon', yaitu sebuah mindset atau kulltur yang menekankan bahwa kita harus selalu sibuk dan produktif setiap saat dalam mengejar kesuksesan. Ketika kita bermalasan-malasan walaupun hanya sedikit, maka akan langsung merasa tertinggal dengan orang lain.

Budaya kerja ini pada akhirnya membuat kita sering kali merasa burnout, kurangnya makna ketika melakukan pekerjaan, ataupun merasa stuck dalam karir. Tanpa disadari, waktu kita merasakan hal ini, sebenarnya kita telah melakukan 'quiet quiting' atau berhenti pada pekerjaan kita secara batin meskipun masih tetap mengerjakan pekerjaan yang ada.

Kalau beberapa Peek.Me Friends, merasakan hal yang sama, 'Sabbatical Travels' dapat menjadi jawabannya. Dilansir dari Kompas, Istilah 'Sabbatical' bermakna waktu istirahat dari pekerjaan, bentuknya dapat berupa cuti panjang ataupun rehat sejenak dari kegiatan bekerja.

Baca juga: Self Care di 2022: Jalani Gaya Hidup Seimbang!

Menurut riset Harvard Business Review, melakukan 'Sabbatical' perlu dikaji terlebih dahulu tujuannya yang terbagi dalam 3 kategori:

1. Working Holidays

'Sabbatical Travels' yang melalui cuti panjang atau mengambil proyek yang diminati untuk menghidupkan kembali percikan dalam diri terhadap pekerjaan. Jadi, di sela-sela waktu liburan, kita tetap mempelajari banyak hal dengan metode tidak biasa, seperti datang langsung ke tempat lokasi, berinteraksi dengan orang-orang atau relasi dengan lebih bermakna, atau mewawancarai orang-orang sekitar untuk membuat diri kita merasa lebih yakin akan keputusan yang diambil.

2. Free Dives

Free Divers ini biasanya akan langsung mengambil eksplorasi yang terasa lebih intensif, yaitu melakukan petualangan yang menyetel ulang jiwa kita. Tujuan 'Sabbatical Travel' kategori ini adalah untuk lebih merefleksi diri dan mencari jawaban apa yang membuat diri kita bahagia, puas, ataupun mersa terhubung kembali dengan dirinya. 

3. Quest

Kelompok ketiga ini, biasanya dilakukan ketika seorang pekerja mengalami kelelahan atau kehabisan tenaga karena berada pada lingkungan kerja atau organisasi yang toxic. Pengalaman 'Sabbatical Travel' ini terjadi secara perlahan dan lambat, namun setelah memperoleh sebuah perspektif yang dapat mengeluarkan potensi terbaiknya, maka mereka akan semangat dalam menerapkan pertumbuhan tersebut.

Jadi, Peek.Me Friends yang tertarik melakukan hal ini, pastikan untuk memikirkan tujuannya terlebih dahulu, ya. Banyak riset membuktikan, orang-orang yang melakukan 'Sabbatical Travels' dapat menemukan self-clarity dan kepercayaan diri yang lebih besar terhadap keterampilan manajerial.

Memasuki penutup akhir tahun, mungkin kalian bisa mengambil beberapa metode 'Sabbatical' untuk diterapkan di liburan akhir tahun ini. Meskipun tidak sepenuhnya mengalami momen 'Sabbatical', namun kalian bisa menetapkan transformasi diri di tahun depan untuk menjadi lebih baik dan menghidupkan kembali percikan semangat dalam melakukan pekerjaan.

Untuk menemani kamu, jangan lupa membawa produk-produk Peek.Me yang travel-friendly untuk menjaga kesehatan dan memaksimalkan diri untuk mewujudkan self-growth kamu.

Produk-produk Peek.Me berbasis aromaterapi yang aman   digunakan sesuai kebutuhan seperti Perawatan Diri, Pengobatan Alami, Manajemen Berat Badan, dan Essensial Oil Murni untuk mengatasi masalah kesehatan kamu sehari-hari.

Sumber:

Harvard Business Review

Kompas

#HealthyHappyWorthy #HealthyEveryWay

Leave a comment

All comments are moderated before being published

Shop now

WE TAKE CARE OF YOU

Day and Night

Big and Small

Inside and Out